★The Rain of Grief ★

WELCOME TO YUE'S WORLD

Tuesday, July 26, 2011

[Fanfic] Before Yesterday 1 / KyuMin

Title : Before Yesterday

Author : Yuera Akihime

Chapter : 1

Fandom : Super Junior

Pairing : KyuMin | SiMin

Genre : AU | Angst | Drama | Hurt / Comfort

Rating : PG - 15 / M for Mature

Disclaimer : I have my own idea... but nothing for both of them... Both of them officially totaly OUT OF REAL CHARA ^^ I made it one..

Warning : Yaoi | Typo(s) | M-Preg | Abal | Geje | Rape / Smut / Lemon | anti klimaks | bahasa ga sesuai EYD | OOC as always [ lol ] | Flashback semau gue wkwkwk XDv

BGM : Without a trace – Pledge [ the GazettE ] | Hoshi no nai yoruni [ Deluhi ] *lagu wajib* xD

Selamat menikmati ~\(^o^)/~

a/n : Italic/bold = in dream world/timeslip

.

.

o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○

.

.

.

“Ming~ Panggil namaku…”

Aku bosan…

“Saranghae Ming…”

Benar-benar bosan!

“Kau hanya milikku Ming! Lee Sungmin hanya milik Cho Kyuhyun! Ingat itu!”

Aku membencimu!

“Akh~ Kau- enghh~ memang milikku yang terbaik Ming~”

Aku membencimu karena aku tak pernah bisa membencimu!

Aku ingin mati. Mungkin lebih baik kau membunuhku dan aku akan terbebas dari segalanya.

Aku lelah…

.

.

.

“Minnie, Bangunlah…” Sebuah suara berhasil membuat Sungmin menggeliat dalam tidurnya. Tapi namja mungil berwajah aegyo itu sepertinya tak berniat untuk membuka kedua matanya. Sibuk meladeni mimpi buruk yang kini sedang mengunjungi alam bawah sadarnya.

Peluh menetes melalui pori-pori menyusuri pelipisnya. Sesekali Ia mengerang seperti orang yang kesakitan, terengah-engah seakan Ia baru saja berlari jauh. Pemandangan pagi hari yang biasa untuk orang yang membangunkannya.

“Seburuk itukah mimpimu Min?” Pria tampan yang membangunkan Sungmin kini menunduk, mengambil posisi tepat disamping tubuh Sungmin yang masih terlelap.

Dengan sangat hati-hati Ia menarik selimut Pink yang tengah menutupi setengah tubuh namja mungil dihadapannya. Sungmin masih tak bergeming. Erangan masih terdengar sesekali meluncur dari bibir plump-nya.

Pria bertubuh proposional itu tanpa ragu ikut memasukkan tubuhnya kedalam selimut Baby pink Sungmin, dan menutupinya hingga sebatas pinggang.

Kedua lengan kekarnya tanpa ragu menarik tubuh Sungmin mendekat. Memeluknya erat.

Mengaitkannya dengan jari-jari mungil milik Sungmin. Seolah – olah menyalurkan kekuatan kepada pemiliknya.

“Bangun Minnie, Kau ingat kita akan ke taman hari ini? Bukankah kau terus memaksaku untuk pergi liburan? Bangunlah~” Ia terus mengoceh. Meski Ia tahu, hal itu tak lantas dapat membangunkan sang BunnyMin.

Satu hal yang sangat Ia sadari, Sungmin sedang menderita walau dalam keadaan tidur.

Oh, tidak. Dia memang selalu menderita sejak tubuhnya mengalami “perubahan”.

“Min, Bangunlah~ kita juga ada jadwal dengan dokter hari ini.” Namja itu terus mencoba membangunkan Sungmin, membelai wajah manisnya dengan lembut. Sesekali menyelipkan rambut-rambut nakal yang menutupi mata kelincinya yang tengah berteduh dibalik kelopak matanya yang tertutup.

Terlihat jelas kasih sayang yang teramat besar terpancar dari manic kehitamannya yang sedang menatap Sungmin. Tatapannya yang tajam seolah menegaskan bahwa dia mampu melakukan apapun untuk namja mungil dihadapannya kini. Sekedar menjaganya dan memberikan perlindungan bukanlah hal yang sulit. Bahkan Ia rela menukarkan dengan nyawanya jika itu dibutuhkan. Ia hanya terlalu mencintai namja Lee itu.

“Nghh~” Sungmin melenguh pelan saat merasakan sebuah sentuhan lembut membelai pipinya. Kedua mata kelincinya mengerjap lucu mencoba menetralisirkan cahaya yang masuk menerobos melalui jendela. Namja tampan itu tersenyum melihat ke-aegyo-an Sungmin yang tercipta –tanpa sengaja-.

“Selamat pagi Sungminnie~” Bisik namja itu sambil tersenyum. Senyum yang cukup menawan. Bisa dipastikan Ia mampu membuat para yeoja diluar sana bertekuk lutut hanya dengan 1 senyuman itu.

Sesaat Sungmin terdiam. Menatap wajah tampan disampingnya dengan penuh harap.

Entah harapan seperti apa, ia benar-benar sudah lupa. Yang Ia tahu, Ia hanya ingin “melihatnya” setiap kali membuka mata.

Harapan kosong.

Apa boleh terus berharap sesuatu yang tak mungkin?

Apa salah merasa kehilangan sesuatu yang memang tak pernah kau miliki sebelumnya?

Sungmin hanya terlalu naïf. Ia terjerat dalam mitologi percintaan dewa-dewi romawi.

Tersesat dan akhirnya terpuruk sendiri. Berharap Aphrodite mengasihinya. Melepaskan kembali sang cupid, dan memberikannya kehidupan seperti dulu. Mengajarkannya cara mengenal percintaan. Seperti pertemuan sang zeus dan istrinya.

Tapi seingatnya, Ia hanya mampu berharap. Tak lebih. Dia benar-benar sudah lupa segalanya. Kecuali segala perlakuan lembut namja dihadapannya kini.

Sungmin tersenyum. Menatap mata namja tampan dihadapannya dengan tulus. Entah ketulusan seperti apa. Jauh berbeda dengan tatapan tulus yang sering diartikan orang banyak seperti “tatapan orang yang sedang jatuh cinta”.

Tatapan yang menyedihkan.

“Pagi, Siwonnie…”

.

.

o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○

.

.

.

“Bagaimana Hae?” Siwon bertanya antusias pada namja berjubah putih dihadapannya. Seorang dokter kandungan, sepertinya.

“Seperti biasa, kondisi kandungannya normal. Tidak ada masalah sejauh ini. Sungmin-ssi hanya perlu mengkonsumsi banyak buah-buahan, terutama yang mengandung vitamin C”. Sahut sang dokter yang di tag name nya bertuliskan “Lee Donghae”, sambil menjelaskan hasil tes yang tertulis diselembar kertas ditangannya.

“Syukurlah, Aku sempat khawatir karena Sungmin terus-terusan menolak mengkonsumsi obat yang kau berikan. Dia bahkan hanya menghabiskan seperempat dari makanannya.” Ujar Siwon sambil melemparkan pandangannya kearah Sungmin yang duduk tak jauh dari mereka.

Namja mungil itu menyenderkan tubuhnya pada kusen jendela. Matanya focus menatap kearah taman Rumah Sakit yang memang terlihat jelas dari tempatnya berdiri. Sesekali Ia menyunggingkan senyuman melihat beberapa bocah berumur -sekitar- 5-6 tahun berlari – lari memenuhi taman kecil tersebut. Khas anak-anak, dan Sungmin benar-benar menyukainya.

“Kau suka Minnie?” Sungmin tersentak kaget mendengar seruan lembut di telinganya.

Siwon, kini tersenyum sambil ikut menatap kearah taman. Kedua tangannya sudah melingkar mesra di pinggang Sungmin.

Sungmin hanya diam, tak menolak atau pun membalas semua perlakuan namja kekar di sisinya itu. Ia lalu mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Siwon.

“Sebentar lagi, kita juga akan mendapatkan malaikat kecil itu…” Siwon kembali tersenyum. Merengkuh Sungmin semakin erat kedalam pelukannya. Sesekali menciumi pelipis namja aegyo itu.

Sungmin tetap diam. Namun, tak lama tersenyum mengingat kata ‘malaikat kecil’ yang diucapkan Siwon. Ia mencoba membayangkan, sebentar lagi, sekitar 7 bulan lagi malaikat kecil itu akan hadir diantara mereka.

Yah, Sungmin tengah mengandung 2 bulan saat ini. Anaknya dan Siwon, Mungkin.

Mungkin?

Entahlah. Sungmin tak tahu kenapa dia –yang notabene seorang namja- bisa hamil seperti yeoja pada umumnya.

Atau siapa ayah dari bayi yang dikandungnya?

Yang namja mungil itu ingat hanya saat Ia terbangun, Ia mengalami morning sick yang sangat parah. Dan Ia hanya menemukan Siwon disisinya, yang bahkan saat itu Ia lupa siapa nama namja tampan itu. Atau mungkin tak tahu?

Yang menjadi satu-satunya penjelasan hanya Siwon yang mengatakan bahwa Ia adalah tunangannya. Dan sedang mengandung anaknya (setelah Donghae membantu Siwon menjelaskan - panjang lebar - tentang bagaimana Ia yang seorang namja dapat hamil).

Sungmin tak sanggup berfikir atau mengingat lebih dari itu. Setiap berusaha mencoba mengingat apa yang terjadi, siapa dirinya, atau apapun itu, Ia akan mengalami pusing yang diluar kendalinya.

Sakit, sangat sakit. Seakan ada sebuah godam yang menghantam tengkuknya dan berakhir dengan Ia yang jatuh pingsan.

Amnesia, itu yang dikatakan Siwon padanya.

Dan hal yang paling buruk adalah, setiap malamnya Ia selalu bermimpi. Mimpi yang aneh, tapi terasa begitu nyata. Seakan Ia memang pernah atau sedang mengalaminya langsung.

Yang paling jelas adalah, Bayang-bayang seorang lelaki tampan berambut auburn yang selalu menyentuh dirinya setiap malam, yang berhasil membuatnya gila akhir-akhir ini.

Sungmin tau pasti, itu bukan Siwon. Walaupun setiap malam namja tampan bertubuh kekar itu selalu ada disisinya, tapi Ia yakin, namja itu bukanlah Choi Siwon.

Wajah tampannya, kulit pucat, manic hitam kecoklatan yang selalu memandangnya lekat seolah mengintimidasi, seringainya yang mengerikan tetapi selalu mempesona disaat yang bersamaan, Sungmin merasa Ia begitu mengenal namja dalam mimpinya tersebut.

Entah kenapa, Sungmin merasa sangat membutuhkan sentuhan namja itu untuk mengingatnya dengan jelas.

Tapi sayangnya, Sungmin tak mampu mengingat bahkan hanya sekedar namanya.

Sungmin terus berharap… atau Ia hanya bisa berharap?

“Kita ketaman sekarang?” Pertanyaan Siwon berhasil menyadarkan Sungmin dari lamunannya. Mata kelincinya menatap Siwon yang masih setia terseyum manis untuknya. Dia memang pria tampan yang baik dan murah senyum.

“Aku… Ingin eskrim strawberry.” Sahut Sungmin

Siwon terdiam sesaat. Menatap takjub kearah Sungmin. Tapi tak berlangsung lama karena kemudian Ia kembali tersenyum dan mencium dahi Sungmin sekilas. Ini sungguh mengejutkan sekaligus menyenangkan. Ini kejadian langka, setelah 2 bulan Sungmin mengalami amnesia, namja mungil itu menunjukkan reaksi yang postif. Apalagi meminta sesuatu seperti tadi.

Dulu, Sungmin bahkan sangat jarang untuk bicara. Apalagi merespon perkataannya.

“As your wish, chagiya…”

.

.

o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○

.

.

.

Dan disini mereka sekarang. Lotte World.

Siwon menggandeng lengan Sungmin dengan mesra. Namja Choi itu tak kalah antusiasnya dengan Sungmin yang kini menatap penuh binar wahana permainan yang tersaji dihadapannya.

Sungguh hal yang sulit bagi seorang direktur muda sepertinya untuk sekedar mencari hari libur ditengah jadwalnya yang begitu padat. Tapi itu bukan masalah, saat Sungmin sendiri yang memintanya untuk berlibur.

“Kita beli eskrim dulu baru bermain, bagaimana?” Siwon mendudukan Sungmin disebuah bangku yang tak jauh dari mereka berdiri. Namja tampan itu tipe yang sedikit protektif sepertinya.

Sungmin hanya mengangguk mengiyakan, Ia tersenyum saat Siwon mengelus rambutnya gemas.

“Tunggu sebentar, aku akan segera kembali. Jangan kemana-mana, arra?” Siwon berjalan menjauh menuju sebuah toko eskrim, tak jauh dari tempat Sungmin duduk.

Namja tampan itu tampak sibuk memesan pada seorang kasir yang melayaninya. Tak lama Ia melemparkan pandangannya kearah Sungmin, tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Sungmin terkekeh kecil melihat aksi Siwon, namja tampan itu sibuk mengirimi love sign jarak jauh.

Sungguh norak. Siapa yang menyangka direktur perusahaan Choi itu akan berbuat hal sekonyol itu hanya karena seorang Lee Sungmin? But, you must remember it, Love is a silly thing and spontaneity.

Sungmin masih tertawa ringan, hingga pandangannya tanpa sengaja bertumpu pada satu titik. Sesuatu yang sangat familiar, tapi tak dapat diingatnya.

Ia melihat siluet itu, sosok yang sangat dikenalnya. Namja tampan berambut aurburn, yang selalu muncul dimimpinya tiap malam. Menyentuhnya tanpa izin. Namja yang menjadi harapannya.

Ia yakin, walau jarak mereka lebih dari 10 meter, Sungmin sangat yakin.

Manik hitam kecoklatan itu, wajah tampan dengan kulit putih pucatnya, serta senyum yang menyerupai seringai yang selalu hadir mencumbunya tiap malam dalam bunga mimpinya.

Tapi Sungmin yakin, Ia sedang tak bermimpi saat ini.

Sungmin bergetar hebat saat sedetik yang lalu mata mereka bertemu. Hanya sedetik, tapi cukup untuk membuat jiwa Sungmin terguncang. Rasa sakit yang tiba-tiba menyeruak didadanya. Entah kenapa, manic hitam kecoklatan itu berhasil membuatnya terpuruk seketika.

Sungmin merasa Ia tak dapat bertahan saat memandang mata itu. Terlalu menyakitkan, terlalu riskan untuk mengetahui penyebabnya, Sungmin merasa begitu menyedihkan setelahnya.

Namja Aegyo itu hampir terduduk ketanah, andai saja sebuah lengan kekar tak menahan tubuhnya dengan segera. Sungmin merasa nafasnya berat, Ia tersengal-sengal sambil mencengkram kuat dada sebelah kanannya, membuat kemeja blossomnya tertarik kedepan, menjadi sedikit kusut.

“Gwaenchana Minnie-yah?” Siwon terlihat panic hingga hampir menjatuhkan eskrim yang diletakkan sembarangan didekat Sungmin.

Sungmin hanya diam, mencoba menetralisirkan nafasnya yang masih tersengal-sengal. Rasa sakit itu semakin menjalar tanpa bisa ditahan. Tanpa disadari matanya mulai memanas, sesuatu hampir melesak keluar dari pelupuk matanya. Ia hampir menangis.

Sungmin tak pernah merasa sesakit ini. Setidaknya selama Ia dinyatakan amnesia, Ia tak pernah merasa perasaan sekalut ini. Hanya karena sebuah tatapan dari orang yang tak dikenalnya. Atau kenal? Entahlah. Namja mungil itu tak sanggup berfikir lagi.

“Akhh~” Sungmin mengerang saat rasa sakit menyerang perut bagian kirinya. Ia mencoba menekan dengan jari-jarinya. Berusaha mengurangi rasa sakitnya.

“Kau baik-baik saja chagi? Apa sakitnya kambuh lagi?” Siwon mendudukkan Sungmin didepannya. Namja tampan itu sedikit membungkukkan tubuhnya, berusaha memahami kondisi kekasihnya.

Dengan lembut Ia mengelus tangan Sungmin yang menekan perutnya. Berharap dapat membantu mengurangi rasa sakit sang labu manis. Tangan kirinya bergerak menuju dahi Sungmin, menyeka peluh yang menetes membasahi helaian rambut tunangannya itu.

“Kita pulang saja ya? Aku tak ingin hal buruk terjadi padamu. Aku berjanji akan mengajakmu lagi setelah kondisi mu membaik, oke?” Siwon mencoba meyakinkan Sungmin yang masih berkutat dengan rasa sakitnya. Sungmin hanya mengangguk sebagai jawaban.

Namja mungil itu semakin meringis saat sakitnya merambat naik keperut bagian atasnya. Seperti ada sebuah benda yang berputar-putar dan mengaduk isi perutnya.

Ini hal yang biasa terjadi padanya selain morning sick yang cukup parah.

Siwon segera meraih tubuh mungil itu dalam pelukannya. Mengangkatnya dan sesegera mungkin berlari menuju mobilnya. Tak perduli dengan berbagai ‘pandangan aneh’ para pengunjung pada keduanya. Yang Ia fikirkan hanyalah Sungmin-nya. Ya, Sungmin-nya.

Siwon langsung mengeluarkan ponselnya sebelum menyalakan kemudi. Mencoba menghubungi seseorang, dan berhasil setelah kurang dari 2 menit menunggu jawaban.

“Hae, tolong ke rumahku sekarang, kami membutuhkanmu.”

.

.

o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○

.

.

.

“Sudah merasa baikan Sungmin-ssi?” Donghae tersenyum memandang namja mungil dihadapannya yang sedang melahap eskrim strawberry dengan antusias. Perubahan yang signifikan melihat kondisinya tadi siang begitu buruk.

“Padahal bisa langsung sembuh kalau kau mau meminum obatnya.” Sambung Siwon sambil mengelus pipi Sungmin. Sesekali namja kekar itu membersihkan lelehan eskrim yang mengotori sudut-sudut bibir Sungmin.

Namja mungil itu mengernyit, lalu memajukan sedikit bibirnya, membuat ekspresi cemberut yang begitu imut.

“Tapi obat itu pahit, aku tak suka…” Sahutnya.

Siwon dan Donghae hanya tertawa ringan melihat ekspresi Sungmin.

“Kalau begitu aku pamit dulu, kalau ada apa-apa, segera hubungi aku, oke?” Donghae mulai membereskan barang-barangnya, dan beranjak keluar saat Sungmin mengangguk mengiyakan.

“Aku antar Hae dulu.” ucap Siwon dan mengecup dahi sungmin sekilas. Dan lagi-lagi hanya dibalas anggukan olehnya.

.

.

“Siwonnie, aku ingin bertanya sesuatu.” Seru Donghae saat mereka berdua sampai di parking area. Siwon hanya mengangguk.

“Apa tadi ada hal buruk yang terjadi? Err~ sesuatu yang bisa membuat Sungmin shock, atau sejenisnya?”

Siwon mengernyitkan dahinya, sedikit bingung dengan pertanyaan Donghae.

“Sesuatu yang membuat Minnie shock? Aku rasa tidak.” Jawab Siwon sambil melipat kedua tangannya, mencoba mengingat kejadian tadi siang.

“Err~ Sebenarnya aku tidak begitu tahu, saat aku menemukannya sudah begitu kesakitan.” Sahutnya lagi.

Donghae hanya mengangguk seolah mengerti. Siwon hanya memandangnya dengan raut penasaran.

“Sepertinya ada sesuatu yang terjadi sebelum Sungmin menderita kesakitan seperti tadi. Sesuatu yang bisa membuatnya shock. Orang yang sedang mengandung sangat rentan pada hal-hal seperti itu. Apalagi dalam usia kandungan yang masih muda sepertinya, emosi yang tidak stabil dan tidak dapat disalurkan dengan baik, akhirnya menjadi rasa sakit pada fisik. Tidak membahayakan memang bagi kondisi kehamilannya secara fisik, tapi secara mental, akan berdampak buruk.” Donghae menghentikan penjelasannya, kemudian memandang Siwon yang serius mendengarkannya. Tampak raut khawatir tergambar jelas diwajahnya.

“Kuharap kau bisa terus menjaganya, perhatikan mulai dari hal-hal kecil. Orang hamil itu sangat sensitive.” Sahutnya lagi, dan mulai beranjak memasuki mobilnya. Siwon hanya mengangguk, dan menunduk saat Donghae menyalakan mesin mobilnya.

“Ne, arraseo.”

.

.

o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○☆゚・:,。*:..。o○☆ *:..。o○

.

.

.

“Ming, panggil namaku…” Sungmin menggelinjang saat tangan itu menyentuh tubuh polosnya, membisikkan namanya dan menggigit telinganya sesekali.

“Enggh~ K-kyu…” Desahnya sambil meremas sprei biru langit yang tampak kusut diatas karena ulah mereka.

Namja berambut auburn yang berada diatasnya tampak menyeringai puas. Perlahan tapi pasti, namja itu menunduk, menarik tengkuk Sungmin dan membawanya mendekat. Mengeliminasi jarak, hingga kedua bibir mereka bertemu.

Namja itu mengecup bibir Sungmin lembut diawal, dan memagutnya panas seiring intensitas kehangatan yang menjalari kedua tubuh polos itu.

Menikmati hasrat yang membuncah diatas peraduannya. Saling memuaskan, memberi dan mengisi satu sama lain. Memandang dengan penuh cinta. Tatapan ingin memiliki yang selalu menghantui Sungmin disetiap malam ia tertidur.

“Aku menginginkanmu karena kau milikku Ming, Hanya milikku..” Ucap Sang namja sambil mengalihkan cumbuannya ke leher Sungmin. Meraba daerah sensitive sang BunnyMin dengan bibir dan lidahnya, memberikan banyak Kissmark ditubuhnya. Seakan menegaskan pada dunia, bahwa hanya dirinya yang boleh menyentuh Sungmin, dan Lee Sungmin memang hanya miliknya.

“Akhh~ K-Kyu… nghh~” Desahan itu kembali tercipta saat kedua siluet itu menyatu. Melebur menjadi satuan romansa manis yang bernama cinta.

Mengisi kekosongan ruang yang tercipta tiap kali mereka berpisah. Menyatukan kepingan puzzle yang kembali bertemu. Tujuannya hanya untuk menyatu. Menjadi satu keutuhan.

Memuai benihnya, dan memekarkan kuncup nya dengan cinta. Sungguh kesatuan yang indah bukan?

“Panggil namaku Ming..” Desah sang namja sambil terus memainkan irama hentakkannya secara teratur.

“K-Kyu… nghh~”

“Bukan, kau harus memanggil namaku secara utuh.”

Mata kelinci itu menatap manic kehitaman dihadapannya dengan lekat. Mencoba mencari jawaban terbaik yang harus diucapkannya.

“Ingat namaku. Kyuhyun, Cho Kyuhyun…” Seringainya melebar, dan hilang bersamaan seiring kedua tubuh yang kembali menyatu.

“Cho… Kyu-hyun~”

.

.

.

Siwon menatap Sungmin yang tertidur disampingnya. Namja tampan itu mengelus pelan kedua pipi chubby milik ‘kekasihnya’.

Semakin lama Ia semakin terbiasa dengan predikat ‘kekasih’ - nya.

Senyumannya mengembang saat sang BunnyMin menggeliat dan menggumamkan sesuatu. Entah apa yang diracaukannya, tapi itu cukup untuk membuat Siwon ingin memeluknya.

“Nghh~” Namja mungil itu mengecap seperti bayi. Demi tuhan, Siwon tak pernah sebahagia ini, memilikki seseorang yang begitu berarti untuknya, segala tingkah laku Sungmin selalu berhasil membuat namja Choi itu bahagia.

“Saranghae Minnie-yah…” Bisikkan lembut Siwon tak pelak membuat namja bermata kelinci itu terganggu. Malah Ia semakin merapatkan tubuhnya kearah Siwon, mencoba mencari kehangatan lebih.

Siwon tersenyum, mempererat pelukannya pada Sungmin dan mengelus lembut rambutnya. Siwon selalu menyukai momen seperti ini.

“Kyu…”

Siwon tertegun mendengar racauan Sungmin kali ini. Shit! Lagi-lagi nama itu!

Siwon terus mengumpat dalam hati.

“Cho… Kyu-hyun~” Sungmin menggeliat dalam pelukan Siwon. Peluh menetes dari pori-porinya. Erangan kembali terdengar meluncur dari bibir mungilnya.

Mimpi buruk lagi.

Siwon tak perduli, makin memeluk erat BunnyMin-nya, mencoba memberi kekuatan dan berharap mimpi buruk itu segera berakhir.

Tapi satu hal mengganjal hatinya, “Cho Kyuhyun”. Bahkan saat tidur dan dalam kondisi amnesia pun, Sungmin terus meracaukan nama itu.

Sungguh terkutuk, mungkin rencananya memang harus dijalankan.

Setidaknya, menimbulkan kembali rasa benci Sungmin pada namja Cho itu, tidak terlalu buruk kan?

Dan sebuah Seringai menutup malam Siwon yang memeluk Sungmin dalam dekapannya.

TBC

[Fanfic] Serenade - Itoshi no Ageha- / KyuMin

Title: Serenade-Itoshi no Ageha-

Author : Yuera Akihime

Part : Oneshoot

Fandom : Super junior

Pairing(s) : KyuMin

Genre : Romance | Fluff

Disclaimer : I own the plot and story

Rating : PG - 15 / M for Mature (although isn't explicit content, but this rated is adult's) ADULT'S! *Berdasarkan Tema dan beberapa scene*

Sumarry : Disebuah tempat bernama En La Tierra, Para "Penghibur" itu dijuluki Ageha. Sosok anggun yang berdiri dibalik rimbunan intelegensitas yang tinggi. Mereka bukan Wanita Biasa. Bukan hanya "Penghibur" yang menjual diri dan kecantikan semata. Merekalah sosok penghibur sejati.

Warning : Gender Switch | Typo(s) | Abal | Geje | Alur yg ribet bikin readers bingung | anti klimaks | bahasa ga sesuai EYD | OOC | OOT.


HAPPY READING! (゚◇゚)

.

.

o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○

.

.

.

.

"Hei! Apa dompet berisi banyak uang ini tak diperlukan lagi?" Dia berteriak nyaring kearahku. Ditengah hiruk-pikuk pejalan kaki yang didominasi para pekerja kantor yang ingin segera pulang dari lelahnya aktivitas mereka. Ditengah ramainya Myeongdong, dia tersenyum.

Aku yang kaget hanya bisa memasang tampang bodoh, melihat seorang Yeoja cantik yang kini menggenggam dompetku dan berdiri hanya 3 meter dariku. Yah, aku yakin itu dompetku.

"Ceroboh sekali. Untung aku yeoja baik" Sekali lagi Ia tersenyum. Berjalan mantap kearahku yang hanya bisa terpaku, menatapnya yang hanya 2 meter, 60- 30- 15- sekarang hanya 10 senti dari tempatku berdiri. Dapat kurasakan hangat tubuhnya yang dialirkan dari jari-jarinya yang menggenggam erat jariku. Entah sejak kapan. Dompetku sudah berada ditanganku.

"Lain kali aku takkan mengembalikannya" Sebuah bisikan ditelingaku. Sedetik kemudian menghilang bersamaan dengan wangi cranberry fresh yang menyengat hidungku saat syalnya beradu dengan wajahku.

Lagi, Ia tersenyum. Berjalan dan menjauhi tubuhku. Semakin jauh.

Yah, tubuhku yang berusaha menahan pacu jantungku yang berdetak cepat, membuat area wajahku memanas. Seperti aku baru saja berlari kencang karena dikejar sesuatu yang aku tak tahu itu apa.

"Kyu, kau baik-baik saja?"

.

.

o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○

Normal POV

.

.

.

En La Tierra, Masuklah ketempat itu. Dan temukan "Ageha" mu.

Mereka akan memberikan semua yang kau inginkan.

Cinta? Bahkan lebih dari itu…

Sesosok kurus dengan rambut kecoklatan terlihat antusias memperhatikan ponsel hitamnya.

Disaat teman-temannya asik bercanda dan tertawa melepaskan penat sambil bermain darts, Ia justru memojok kesudut ruangan Bar yang remang dan penuh sesak.

Tersenyum setelah mendapatkan balasan pesan diponselnya.

"Kau ingat tempat yang kuceritakan kemarin? En La Tierra, pergilah kesana. Cari Yeojya bernama Sungmin". Sebuah pesan singkat yang kembali membuat senyumnya mengembang.

.

.

o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○

.

.

.

"Hai Minnie! Lama tak kemari? Ku kira kau tak ingin bekerja lagi " Namja paruh baya dengan perut sedikit buncit dan wajah ramahnya mengantarkan segelas wine kearah yeoja muda dengan kacamata baca berbingkai hitam yang bertengger tegak dihidung mancungnya. Yeoja bernama Lee Sungmin tersebut Hanya tersenyum. Yeoja cantik bertubuh proposional dan cukup tinggi. Wajah Imutnya terlihat dewasa dan manis dengan polesan lipstick merah yang senada dengan boots yang menutupi jeans selututnya. Unik, mengingat kacamata bacanya yang cukup kontras dengan penampilannya.

"Mana mungkin. Penulis amatiran sepertiku takkan bisa hidup hanya dengan mengandalkan hasil menulis. Pekerjaan utamaku, tetap disini " Sungmin kembali tersenyum. Memperlihatkan garis tegas yang makin menambah anggun wajahnya.

"Itulah yang ingin kudengar "

Sungmin tertawa kecil diiringi gelak tawa dari Namja pemilik Bar mewah tersebut. Namja itu kemudian menunduk, mencoba membisikkan sesuatu kearah Sungmin.

"Tamu untukmu, meja paling ujung. Dia sudah 2 minggu mencarimu"

Kedua bola mata Sungmin dengan cepat menelusuri Bar mewah yang cukup ramai dengan pengunjung yang berlalu lalang. Dan fokusnya terhenti kearah seorang namja tampan yang duduk tak jauh darinya.

"Dia?" Tunjuk Sungmin yang langsung mendapat anggukkan dari pemilik bar.

"Huh~ Namja kaya yang sedang tenar kan?"

"Yah, Musisi baru yang sedang naik daun. Aku tak begitu mengenalnya, tapi mungkin saja Hyukkie bisa membantumu"

"Terimakasih, tapi aku belum tertarik" Sungmin mengalihkan pandangannya, membiarkan angin malam membelai lembut wajahnya melalui celah-celah ventilasi Bar.

"Ya, aku mengerti. Tapi jika kau berubah fikiran, kurasa dia namja yang baik."

"Akan kupikirkan…" Keduanya saling berpandangan dan tersenyum. Sebelum Namja besar itu meninggalkan Sungmin menuju meja kasirnya.

Untuk terakhir kalinya malam itu, Sungmin kembali memperhatikan sosok tampan yang asik meneguk minuman dihadapannya. "lucu juga" pikirnya, saat tanpa sengaja mata mereka bertemu pandang.

.

.

o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○

.

.

.

"Minnie, kau tahu kalau Siwonnie akan menikah? Dengan model yang digosipkan selama ini. Beritanya sudah tersebar dimedia. Dan mereka akan menikah bulan depan diparis".

Sebuah pesan singkat diponsel Sungmin yang membuat pemiliknya bergetar hebat. Mencoba kembali mencerna kata demi kata yang tertera dilayar ponselnya. dengan cepat menekan tombol dan terhenti saat sebuah nama yang tertera dilayarnya.

Hyukkie.

"Ka-Kau yakin Hyukkie?".

.

.

o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○

.

.

.

"Itu gelas ke 3 malam ini, kau tak berniat untuk mabuk kan?"

Sungmin hanya diam sambil terus meneguk minumannya. Membuat namja gemuk pemilik Bar menggeleng dan menyerahkan segelas air putih kearah yeoja yang kini tampak kusut. Yah, tidak seperti biasanya karena Sungmin terlihat lusuh hari ini, tanpa make-up, dengan mata sembab dan terlihat sangat menyedihkan.

"Berhentilah, minum sebanyak apapun takkan menyelesaikan masalah" Ucap Namja gemuk itu sambil menarik gelas Sungmin, melarangnya untuk kehilangan kesadaran.

" Bos benar. Kau hanya perlu fokus menata kembali hidupmu. Kau sudah cukup hancur hanya karena Aktor bodoh yang sudah mencampakkanmu itu! Toh selama 2 tahun ini kau juga bisa hidup tanpa bergantung padanya. Tunjukkan kau bisa mendapatkan yang lebih darinya, bisa hidup lebih bahagia dan … Kurasa ada banyak laki-laki menunggumu" Hyukkie tersenyum sambil menepuk bahu Sungmin. Yang hanya dibalas senyuman pula oleh nya.

"Rapikan rambutmu, permainan baru akan dimulai" . Bisiknya lagi sambil membantu Sungmin berdiri merapikan dandanannya. Sungmin yang sebelumnya tidak mengerti maksud Hyukkie akhirnya menyadari dan mengalihkan pandangannya kearah namja tampan kemarin yang seperti setia untuk duduk dipojok bar sambil memainkan ponselnya.

"Selamat bekerja, Black Ageha" . Membalas senyuman Hyukkie dan pemilik Bar, Sungmin menegakkan kepalanya, mengusap-usap wajahnya dan mulai beranjak menuju sudut bar.

Walau sebenarnya ia sedikit enggan untuk melakukannya, tapi ia berfikir tak ada salahnya untuk mencoba. Setidaknya ia butuh hiburan saat ini.

.

.

o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○

.

.

.

Larut dalam pikiran masing-masing. Kedua pasangan yang tidak saling mengenal itu kini saling duduk berhadapan. Sang namja terlihat sedikit risih karena terus menerus diperhatikan. Ia mencoba menenangkan diri dengan berulangkali meneguk birnya.

"Kau haus?" Ucap Sungmin akhirnya, tersenyum sangat manis kearah namja berkacamata bingkai hitam dengan rambut kecoklatan itu. Ia sedikit kaget saat Sungmin bertanya padanya. Ia bahkan hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Sungmin terkikik, melihat namja dihadapannya yang kini sedikit merona. "Siapa namamu?"

Namja tersebut terperangah menatap Sungmin, cukup lama terdiam sebelum menjawab "Cho Kyuhyun" dan mencoba tersenyum. Tentu saja, siapa yang tidak kaget kalau tiba-tiba dihampiri seorang yeoja cantik yang tanpa basa-basi duduk bebas dihadapanmu dan tanpa beban memandangimu lekat.

Yah~ Kecuali kau seorang yang tak perduli keadaan.

"Kau mencari Lee Sungmin kan?" Kembali namja bernama Kyuhyun itu terperangah. Ia kaget kenapa Sungmin bisa tahu tujuannya.

Tersadar dari lamunannya, dengan cepat Ia mangangguk. Dan kembali tersentak saat Sungmin dengan cepat meraih tangan kanannya, memaksanya untuk segera berdiri.

"Ayo!" Teriak Sungmin sambil menyeret dan memaksa Kyuhyun untuk mengikutinya.

"Ke-kemana?".

"Aku Lee Sungmin. Maaf membuatmu menunggu lama" Senyuman Sungmin kali ini berhasil membuat Kyuhyun bungkam dan mengikuti setiap langkah kecil yeoja itu.

.

.

o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○

.

.

.

"Ma-masuklah, maaf sedikit berantakan" Kyuhyun dengan gugupnya mempersilahkan Sungmin masuk kesebuah Flat yang dengan interior minimalis. Biru muda mendominasi keseluruhan warna ruangan tersebut. Cukup mewah untuk seorang namja muda yang masih sendiri seperti Kyuhyun.

"Berantakan? Bahkan ini lebih rapi dari kamarku" Sungmin terkikik dan masuk kedalamnya. Terlihat antusias saat matanya bertemu dengan beberapa lukisan abstrak di sekeliling dinding.

"Selera senimu bagus.." Puji Sungmin yang tanpa basa-basi merebahkan tubuhnya bebas keatas sofa besar berwarna coklat. Sebuah tindakan yang kembali membuat Kyuhyun tercengang.

"Ah-ya, mau kuambilkan minum? Kau mau minum apa?" Kyuhyun bergegas menuju dapurnya yang tak juah dari ruang tengah. Membongkar satu persatu laci minumannya.

"Apapun! Tapi lebih baik kalau kau punya segelas coklat hangat.".

Untuk 5 detik Kyuhyun terpaku.

"Co-coklat hangat?" Rasa heran yang kembali membuat Kyuhyun tercengang menatap Sungmin yang tersenyum sambil mengangguk.

"Aku rasa kita berdua terlalu banyak minum malam ini."

"Ah, ya. Baiklah " Kali ini Kyuhyun yang tersenyum. Merasa menemukan sesuatu yang menarik dari Yeoja yang memang Ia sukai itu.

.

.

o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○

.

.

.

"Jadi kau hanya tinggal sendiri?" Ucap Sungmin sambil menyeruput coklat panasnya. Matanya tetap focus memperhatikan Kyuhyun yang sedang menyelesaikan Puzzle.

"Yah, setelah Umma ku menikah lagi, aku memutuskan keluar dari rumah. Aku tak biasa berbaur dengan orang asing".

"Oh ya? Lalu kenapa kau mau mencariku? Bukankah aku orang asing?" Sungmin memiringkan kepalanya dihadapan Kyuhyun. Tersenyum dengan kadar aegyo yang berhasil membuat Kyuhyun merona.

"Kau menyukaiku kan?" Sungmin kembali membuat Kyuhyun tersentak. Namja itu seperti sulit untuk menelan ludahnya sendiri.

"Sejak kapan?"

Kyuhyun benar-benar merasa bodoh dengan cercaan pertanyaan Sungmin. Sungmin yang beranjak mendekatinya cukup membuat namja tampan itu menahan pacu jantungnya yang semakin cepat berdetak.

"Ceritakanlah. Karena kurasa, akupun tertarik padamu " Sebuah Kecupan hangat mendarat dipipi Kyuhyun. Entah seperti apa perasaan Namja yang hampir jatuh dari tempatnya duduk itu. Sesaat Ia sempat lupa profesi Sungmin.

"Aku.. menyukaimu sejak kau mengembalikan dompetku, kira-kira 6 bulan yang lalu " Ucap Kyuhyun akhirnya, setelah berhasil Sedikit menetralisir pacu jantungnya.

"Seperti itu? Kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Sungmin dengan raut penasaran. 6 bulan cukup untuk menjadikan seorang Lee Sungmin pelupa. Entah sudah berapa juta orang yang ditemuinya dalam 6 bulan. Mana mungkin dia mengingat hal sekecil itu –setidaknya baginya-.

"Yah, kau mungkin sudah lupa, kau memungut dompetku saat di Myeongdong " Kyuhyun terkikik kecil mengingat kejadian 6 bulan lalu.

Saat Ia dengan bodohnya terpukau melihat seorang yeoja yang memungut dompetnya sekaligus mengancamnya.

Kejadian yang membuatnya mencari sosok Sungmin selama 6 bulan pula. Dan dia berhasil.

"Love at the first sight?"

"Menurutmu?" Keduanya saling tersenyum. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Entah kenapa Kyuhyun merasa sedikit lega walaupun terdengar seperti orang polos yang bodoh dan sedang berusaha mengutarakan roman picisannya.

"Kau tahu aku seorang 'Ageha'kan? Dan kau pasti tahu seorang Ageha tentu sering berhubungan dengan banyak namja. Walau pada dasarnya kami hanya melayani orang-orang yang membuat kami tertarik. Tapi… yah~ Apa kau tak keberatan jatuh cinta pada penjaja cinta sepertiku?" Senyuman dan pertanyaan Sungmin kembali membuat Kyuhyun tersentak. Mata Sungmin seperti tak bosan memandangnya lekat.

"Cinta memang membuat orang menjadi konyol bukan? Tak sungkan untuk berfikir irasional " Untuk 5 detik Sungmin terdiam. sebelum Ia benar-benar melepaskan tawanya. Baginya Kyuhyun benar-benar menarik.

"Baiklah, aku menyerah. Kau benar, Sometime love is a silly thing" Sungmin kembali menyeruput Coklatnya. Tubuh Sungmin yang kini menjauh membuat Kyuhyun kembali menarik nafas lega. Ternyata kekonyolan memang muncul saat kita berada didekat orang yang kita sukai. Kyuhyun membuktikan itu.

"Aku juga. Sempat bertindak konyol pada orang yang kucintai. Aku sempat hampir membunuhnya saat dia memutuskanku, dan memilih menikahi yeoja lain". Sungmin mengernyitkan alisnya. Matanya menerawang menatap lukisan abstrak didepannya. Untuk pertama kalinya Sungmin bercerita kisahnya dengan orang lain.

"Tapi tentu saja dia memutuskanku. Namja sehebat dia mana mungkin memilih Yeoja rendah sepertiku " Sungmin tersenyum sinis. Meletakkan dagunya diantara dua telapak tangannya.

Baik Sungmin maupun Kyuhyun sama-sama terdiam. Terlarut pada pikiran masing-masing. Atau mungkin bingung untuk memulai kembali.

"Menurutku dia Namja yang bodoh. Tentu saja, tak ada alasan jika kau memang benar-benar mencintai seseorang. Kau jauh lebih hebat darinya, kau bahkan tak menangis saat menceritakannya " Kyuhyun tersenyum sangat manis. Ucapan yang berbalik membuat Sungmin terperangah. Benar-benar namja yang menarik, pikirnya.

"Hei~ sepertinya Kau sering mendengarkan curhatan yeoja ya?".

"Tentu saja, Aku anak ibuku" Kyuhyun terkekeh.

Yah, kali ini Sungmin benar-benar menganggapnya namja yang manis dan menarik. Walau awalnya Sungmin hanya menganggapnya seorang bocah yang membutuhkan pengalaman. Tapi kini Sungmin mengakui Kyuhyun memang menarik perhatiannya.

"Baiklah, kita bicara bisnis. Berapa lama kau 'menyewaku' ?" Pertanyaan Sungmin yang tiba-tiba dan tangannya yang menarik Kyuhyun membuat namja itu kaget dan kehilangan keseimbangan. Sungmin tersenyum saat namja brunette itu dengan gugup menahan tubuhnya agar tak menimpa Sungmin yang tepat berada dibawahnya.

"Bo-Bos di tempatmu bekerja mengatakan kalau kau yang akan menentukannya" Kyuhyun terlihat sangat berusaha menahan dirinya yang mulai bergetaran. Jantungnya kembali berpacu dengan cepat, saat Ia merasakan harum samphoo dan tubuh Sungmin yang menyentuh permukaan hidungnya.

Hanya 5 senti jarak mereka sebelum Sungmin menarik tengkuk namja tampan itu dan membungkamnya dengan sebuah ciuman.

"Lakukan sampai kau benar-benar bosan…" Bisiknya setelah melepas ciuman singkat mereka. Kyuhyun masih terperangah mencoba membedakan alam sadarnya. Dia memikirkan kemungkinannya bahwa dia sedang bermimpi. Wajah kagetnya mau tak mau membuat Sungmin melepaskan tawanya.

"Jangan katakan kau belum pernah melakukannya" Ledek Sungmin sambil memeletkan lidahnya. Wajah Kyuhyun sudah kembali merona merah, masih dengan mempertahankan posisinya.

"A-Aku…" Ucapnya gugup. Kyuhyun terdiam saat matanya bertemu pandang dengan Sungmin yang menatapnya lekat.

"Baiklah…" Ucapannya berakhir saat dengan perlahan bibirnya mencoba menyentuh kembali bibir Sungmin. Awalnya terasa benar-benar kaku, hingga Sungmin menarik tengkuk Kyuhyun, membuat namja brunette itu pasrah dan makin memperdalam ciuman mereka.

Sungmin tersenyum, saat bibir Kyuhyun semakin terbiasa dan menguasai ciuman yang sudah berubah menjadi pagutan tersebut. Nafas keduanya saling memburu, bersamaan dengan suhu tubuh masing-masing yang semakin meningkat. Hangat dan basah. Pagutan yang semakin liar saat Kyuhyun mencoba menerobos mulut Sungmin, memainkan lidahnya yang bertautan dengan lidah Sungmin. Membiarkan setitik saliva menetes dari sudut bibirnya. Itu bukan masalah saat nafsu dan rangsangan semakin memuncak. Hanya kenikmatan dan kepuasan yang menjadi tujuan utama permainan ini.

Sungmin melenguh nikmat saat Kyuhyun melepaskan ciumannya. Namja brunette itu mencoba menetralisirkan nafasnya. Menghirup sebanyak mungkin oksigen yang masuk keparu-parunya.

Wajah Sungmin yang juga terengah terlihat begitu mempesona, bibir merahnya yang sedikit terbuka membuat hasrat Kyuhyun sebagai lelaki memuncak. Menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman. Ia merapatkan tubuhnya, sebelum kembali membungkam Sungmin dalam ciumannya.

"Hei... sentuh aku~" Desah Sungmin saat ciuman mereka kembali terlepas.

Seperti enggan membuang-buang kesempatan, Kyuhyun dengan cepat mengalihkan bibirnya menuju mata, pipi, telinga hingga mendarat keleher Sungmin. Mengecupnya dan menghisapnya lembut. Memberikan tanda-tanda merah pekat disetiap sisi lehernya.

"Ennh~ Kyu- " Erangan lembut meluncur dari bibir mungil Sungmin saat lidah basah Kyuhyun dengan sigap menyapu area-area sensitifnya. Leher hingga menuju pangkal dada. Entah sejak kapan kancing-kancing kemeja Sungmin telah terbuka sempurna, menunggu sang pemilik untuk menanggalkannya. Tentu saja dengan cepat Kyuhyun menarik dan membuang benda itu sembarangan kelantai.

Tangan Kyuhyun tak tinggal diam, jari-jemarinya dengan gesit meraih pengait dibagian belakang tubuh Sungmin. Mencoba melepaskan penutup atas tubuh putih itu. Nafasnya memburu, merasakan tiap harum cranberry yang menempel lekat di tubuh Sungmin. Tangan kirinya meraih bagian dalam mini-skirt hitam Sungmin, kancing belakangnya terlepas bersamaan dengan pengait yang Sungmin gunakan.

Tapi aksi Kyuhyun terhenti, Ia seperti tersadar dari tidurnya yang panjang.

Melihat Sungmin yang hampir telanjang dihadapannya dengan cepat Ia mengambil kembali kemeja Sungmin yang ia buang kelantai. Menutupi tubuh mulus itu secara acak.

"Kyu? Kau kenapa?" Sungmin berusaha bangkit dari tidurnya. Membelai pelan rambut namja yang kini menunduk sambil berburu dengan nafasnya sendiri.

"A-Aku rasa… Aku tak bisa. bagaimana mungkin bercinta tanpa perasaan? Aku mencintaimu, tapi konyol kalau harus melakukannya sedangkan pikiran dan hatimu ada ditempat yang tak bisa ku jangkau!" Kyuhyun setengah berteriak, sambil mati-matian menahan nafasnya yang memaksanya menghirup oksigen lebih banyak.

Dan Kyuhyun berhasil membuat Sungmin terdiam. terpukau lebih tepatnya. Bagaimana mungkin seorang yang sudah menyewa pelacur mengatakan hal seperti itu ditengah permainan bercintanya. Entahlah Kyuhyun itu polos atau bodoh? Sungmin hanya kembali teringat pada kata-kata Bosnya, Kyuhyun pria yang baik.

"Hei. Bukankah kau bilang cinta membuat pemiliknya menjadi konyol?" Sungmin tersenyum sambil kedua tangannya mengapit wajah Kyuhyun, membuat namja itu kembali bertatapan dengannya.

"Yah.. kurasa aku pun jatuh cinta padamu"

Senyuman kembali mengembang dibibir Sungmin, tanpa ragu memeluk namja dihadapannya. Membenamkan dirinya kedada namja yang seperti sulit untuk mengeluarkan kata-kata itu.

.

.

o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○

.

.

.

"Nhh~ Kyu- anhh~" Erangan Sungmin terdengar merdu. Kedua tubuh polos itu tampak menyatu diperaduannya. Merasakan kenikmatan dan hasrat yang keluar dari setiap hentakkannya. Banjir peluh kini memenuhi pori-pori keduanya. Sungmin menutup matanya dan menggigit bibir bawahnya, begitu menyukai rasa nikmat yang diberikan Kyuhyun yang berada diatasnya.

"Berjanjilah, kau takkan meninggalkanku…" Bisik Kyuhyun lembut sembari mengecup telinga Sungmin. Membuat yeojya cantik itu mengerang nikmat.

"Saranghae.." Desah Sungmin. Keduanya kemudian larut dalam ciuman yang hangat dimalam yang cukup dingin itu. Angin malam seperti merestui keduanya dengan tak henti-hentinya berhembus pelan. Saling berpacu dengan erangan kenikmatan yang menggema dari balik dinding kamar.

"Nado saranghae…"

.

.

o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○゚・:,*:..o○ *:..o○

.

.

.

Matahari pagi seperti mengusik kedua insan yang tengah menghilangkan rasa dingin yang menusuk tulang dengan saling merengkuh diatas perpaduannya.
Sungmin membiarkan tubuhnya terbalut selimut dan Kyuhyun yang memeluknya erat.

Mengubah posisinya dan menghadap Kyuhyun, Sungmin tak henti-hentinya mengumbar senyum kearah Namja tampan yang kini menutup matanya lelap. Tampak raut lelah yang tergambar jelas dilekukkan wajahnya.

Namja manis yang sudah sebulan ini bersamanya. Namja yang mungkin saat ini menjadi satu-satunya pria yang mencintainya. Namja yang sempat menangis saat Sungmin pergi dipagi setelah mereka bercinta, Ia mengira Sungmin benar-benar meninggalkannya, padahal Sungmin hanya pergi kerumah sakit menjenguk Bosnya yang kecelakaan.

Namja bodoh yang sedikit demi sedikit menyita perhatian dan waktu seorang Lee Sungmin. Membuat yeoja imut itu melepaskan semua hal-hal yang sempat mengganggu pikirannya. Yang sedikit demi sedikit pula membuat Sungmin kembali jatuh cinta.

Drrttt-Drrrttt-

Ponsel Sungmin bergetar. Sebuah alarm.

"Hari ini ya?" Sungmin memperhatikan ponselnya. Tertera dengan jelas sebuah tulisan siwon's wedding day. Ia pun tersenyum. Menutup matanya sebentar sebelum melemparkan ponselnya sembarangan. Dan kembali focus memperhatikan wajah Kyuhyun.

"Hei Pabbo, memangnya apa jaminan kau tak akan meninggalkanku? ataupun sebaliknya?" Sungmin menyentuh Hidung Kyuhyun dengan telunjuknya. Membuat satu tarikan garis menuju bibir, leher hingga tepat kedadanya. Kembali tersenyum saat pemilik tubuh tak memberikan respon apapun. Tentu saja, Kyuhyun tipe orang yang tidur lelap.

"Yah… tapi kau kan Pabbo. Tentu saja, aku akan benar-benar membunuhmu kalau itu terjadi lagi" Bisiknya sembari mengecup bibir Kyuhyun lembut. Dan sepertinya kali ini berhasil membuat Kyuhyun menggeliat, terbangun dari tidurnya.

- FIN-